Pengertian Kesenian Tari



Sanggar seni adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk berkegiatan seni seperti seni tari, seni lukis, seni kerajinan atau kriya, seni peran dls. Kegiatan yang ada dalam sebuah sanggar seni berupa kegiatan pembelajaran tentang seni, yang meliputi proses dari pembelajaran, penciptaan hingga produksi dan semua proses hampir sebagian besar dilakukan di dalam sanggar (tergantung ada tidaknya fasilitas dalam sanggar), sebagai contoh apabila menghasilkan karya berupa benda (patung, lukisan, kerajinan tangan dll) maka proses akhir adalah pemasaran atau pameran,apabila karya seni yang dihasilkan bersifat seni pertunjukan (teater, tari, pantomim dll) maka proses akhir adalah pementasan.
Kesenian merupakan salah satu bagian dari budaya serta sarana yang dapat digunakan sebagai cara untuk menuangkan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Kesenian selain sebagai sarana untuk mengekspresikan rasa keindahan, juga memiliki fungsi lain. Misalnya,mitos berguna dalam menentukan norma untuk mengatur perilaku yang teratur dan meneruskan adat serta nilai-nilai kebudayaan. Pada umumnya, kesenian dapat berguna untuk mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.
Sanggar seni termasuk ke dalam jenis pendidikan nonformal. Sanggar seni biasanya didirikan secara mandiri atau perorangan, mengenai tempat dan fasilitas belajar dalam sanggar tergantung dari kondisi masing-masing sanggar ada yang kondisinya sangat terbatas namun ada juga yang memiliki fasilitas lengkap, selain itu sistem atau seluruh kegiatan yang terjadi dalam sanggar seni sangat fleksibel, seperti menyangkut prosedur administrasi, pengadaan sertifikat, pembelajaran yang menyangkut metode pembelajaran hingga evaluasi dll, mengikuti peraturan masing-masing sanggar seni, sehingga antara sanggar seni satu dengan lainnya memiliki peraturan yang belum tentu sama. Karena didirikan secara mandiri, sanggar seni biasanya berstatus swasta, dan untuk penyetaraan hasil pendidikannya harus melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah agar bisa setara dengan hasil pendidikan formal.
Keberagaman seni dan budaya suatu daerah menjadi penarik bagi wisatawan dalam dan luar negeri untuk mengunjungi suatu wilayah. Dalam perkembangannya, berbagai aspek dapat mempengaruhi maju mundurnya serta keberhasilan suatu daerah tersebut memelihara seni dan budaya tersebut agar tidak hilang ditelan zaman yang salah satunya keberadaan sanggar seni milik pemerintah kabupaten. Dengan adanya sanggar seni yang tersebar di beberapa desa di suatu daerah diharapkan semakin banyak anak-anak generasi penerus bangsa dapat menyalurkan hobby mereka di bidang seni. Dan secara tidak langsung mereka dapat melakukan pelestarian budaya daerah agar tidak punah. 
anggar seni termasuk ke dalam jenis pendidikan nonformal. Sanggar seni biasanya didirikan secara mandiri atau perorangan, mengenai tempat dan fasilitas belajar dalam sanggar tergantung dari kondisi masing-masing sanggar ada yang kondisinya sangat terbatas namun ada juga yang memiliki fasilitas lengkap, selain itu sistem atau seluruh kegiatan yang terjadi dalam sanggar seni sangat fleksibel, seperti menyangkut prosedur administrasi, pengadaan sertifikat, pembelajaran yang menyangkut metode pembelajaran hingga evaluasi dll, mengikuti peraturan masing-masing sanggar seni, sehingga antara sanggar seni satu dengan lainnya memiliki peraturan yang belum tentu sama. Karena didirikan secara mandiri, sanggar seni biasanya berstatus swasta, dan untuk penyetaraan hasil pendidikannya harus melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah agar bisa setara dengan hasil pendidikan formal.
Banyak anak-anak sejak usia dini sudah memiliki bakat di bidang seni. Bahkan mereka memiliki ketertarikan di bidang seni tradisional namun mereka bingung harus mengasah kemampuan mereka dimana. Maka dari itu penting adanya sanggar seni yang memiliki guru-guru seni yang dapat melatih anak-anak sejak dini dalam berlatih dan mengasah kamampuan mereka dan mampu bersaing dengan seniman-seniman lainnya.
Belakangan, seni tari ini kembali digalakkan setelah sekian lama tidak terdengar. Berkembangnya seni ini bisa dilihat dari ekstrakurikuler di sekolah sehingga membuat regenerasi dari para penari. Jika bukan kita yang akan meneruskan, lalu siapa lagi yang akan meneruskan seni ini?
Dalam sebuah seni tari biasanya terdiri dari berbagai macam jenis tari. Di antaranya adalah tari tunggal, berpasangan, kelompok, dan kolosal. Tari tunggal biasanya diperagakan oleh satu orang, sedangkan untuk tari berpasangan diperagakan oleh dua orang.
Jika penari lebih dari dua orang bisa disebut dengan tari kelompok. Sedangkan untuk tari kolosal merupakan tari yang diperagakan lebih dari banyak kelompok. Biasanya tari kolosal ini dilakukan di seluruh daerah di Indonesia.
Sejarah
Dimulai dari awal sebelum adanya kerajaan di Indonesia, tarian dipercaya sebagai sebuah daya magis nan sakral. Sehingga tercipta tarian yang digunakan berdasarkan kepercayaan mereka. Salah satunya adalah tari hujan, tari eksorsisme, tari kebangkitan, dan lain-lain.
Penciptaan tari ini didasari serta diilhami dari gerakan alam serta meniru gerakan makhluk hidup. Seperti misalnya menirukan gerakan seekor binatang yang ingin diburu. Umumnya, tari di era primitif dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok.
Sejarah kesenian tari di Indonesia kemudian berlanjut pada masa penyebaran Hindu Buddha, yang mana terpengaruh oleh budaya yang dibawa pedagang.
Mulai dari era Hindu Buddha, sebuah tarian mulai memiliki standardisasi serta patokan, karena ada sebuah literatur tentang seni tari. Literatur kesenian tari ini dikarang oleh Bharata Muni dengan judul Natya Sastra yang membahas 64 jenis gerak tangan mudra.
Pada era penyebaran agama Islam, tarian hanya diperagakan oleh orang-orang dari luar Indonesia dan dilakukan pada saat hari raya. Kemudian perkembangan seni tari di Indonesia pada era Islam dimulai tahun 1755 saat kerajaan Mataram Islam terbagi dua.
Dengan dibaginya kerajaan Mataram Islam, kedua kerajaan ini mulai menunjukkan identitas mereka lewat seni tari. Sehingga, tarian yang ditampilkan bisa menjadi sebuah ciri khas dan identitas dari masing-masing kerajaan.
Sejarah kesenian tari di Indonesia mengalami kemunduran di era penjajahan dikarenakan suasana saat itu sedang kacau. Akan tetapi, seni tari yang diperagakan di istana tetap dilaksanakan bahkan terpelihara dengan baik. Pada masa penjajahan, kesenian tari hanya diperagakan pada acara-acara penting kerajaan.
Salah satu contoh tarian yang diilhami dari perjuangan rakyat masa penjajahan adalah Tari Prawiroguno. Tarian ini merupakan tari tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan menggambarkan gagahnya prajurit masa itu. Prajurit dalam tarian ini menggunakan senjata serta tameng sebagai alat untuk melindungi diri.
Seni tari terus kembali berjalan setelah Indonesia merdeka sehingga tarian bisa dilakukan untuk upacara adat serta keagamaan. Terkadang, tarian ini juga berkembang saat ini sebagai sebuah hiburan. Selain itu, saat ini sudah mulai banyak anak muda yang mulai tertarik dengan dunia tari.
Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya anak muda yang menyukai tari serta dapat memperagakan berbagai macam jenis tari. Mulai dari tari tradisional bahkan hingga tari modern.


Tujuan SANGGAR SENI adalah :
a. Mendidik para generasi muda tentang pentingnya seni dan budaya Polewali Mandar, khususnya seni dan budaya tradisional.
b. Melatih dan membimbing para generasi muda untuk mengangkat, memelihara atau melestarikan seni dan budaya Polewali Mandar.
c. Berpartisipasi secara aktif membantu Pemerintah Daerah dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan daerah.


0 komentar