mulai dari gerak pokok, sederhana, dan utuh. Gerak dalam
bentuk penyajian Tari Topeng Klana Udeng yang berkembang, terdapat beberapa
gerakan yang diambil dari gerakan dasar Topeng seperti adeg-adeg, mincid +
seblak tangan, ngumis. Adapun gerak yang diambil dari pencak silat seperti,
pukul, dan tangkisan. Walaupun Wangi membakukan gerakannya sederhana dan
nama-nama gerakannya tidak neko-neko tetapi gerakannya mudah dicerna atau
diserap oleh anak didiknya. mengenai analisis terhadap struktur gerak tari
topeng Klana Udeng dengan mengacu kepada teori struktur gerak yaitu
(locomotion) atau disebut juga dengan perpindahan tempat, kemudian gerak murni
(pure movement), gerak maknawi (gesture), ditambah dengan gerak penguat
ekspresi (baton signal), di bawah ini struktur gerak topeng Klana Udeng. Tata
rias wajah adalah kegiatan mengubah penampilan dari bentuk sebenarnya, dengan
bantuan bahan dan alat kosmetik. Untuk kebutuhan pendukung sebuah tarian, rias
mempunyai kedudukan yang penting dalam membantu memperkuat karakter serta
mempercantik penari seperti yang di ungkapkan Endang Caturwati dkk bahwa: Tata
rias tari tujuan khusus untuk memenuhi kebutuhan watak atau cerita berdasarkan
konsep dan tujuan isi penciptaan tarian. Rias tari dimaksudkan untuk mencapai kesempurnaan
pertunjukan. Menerapkan rias tari berpedoman pada watak tari sebagaimana
interprestasi pencipta tarian atau penata rias. Olesan rias yang diterapkan
pada muka penari berupa riasan yang disesuaikan dengan tokoh atau peran yang
diinginkan. (1997:29). Sebagai penunjang dalam mengungkapkan karakter pada
penari dalam pertunjukan Tari Topeng Klana Udeng tersebut, busana juga dapat
dijadikan sebagai penunjang dalam menentukan karakter penari dalam pertunjukan
Tari Topeng Klana Udeng, busana yang digunakan adalah selendang/samping, baju
sontog, sampur, stagen, juna/kerodong, kace, boro/angkin/badong(ketimang),
udeng, kalung ringgit/koin mas, dasi, gelang tangan, gelang kaki untuk
kebutuhan pertunjukan Tari Topeng Klana Udeng sebagai pelengkap tari tersebut,
maka dibuatlah beberapa stel kostum (busana) yang dirancang sedemikian rupa,
sehingga tarian tersebut dapat menarik masyarakat penggemarnya dan menjadi
keutuhan seni pertunjukan. Busana tari selain memiliki fungsi dan tujuan yaitu
menampilkan keindahan dan menggambarkan identitas tariannya. Oleh karena itu
tari busana harus serasi, enak dipakai, nyaman, dan aman sehingga peran yang
dimainkan bisa lenih menonjol. Tari Topeng Klana Udeng adalah merupakan tari
yang melalui perubahan dari pertunjukan yang atraksi menjadi sebuah tarian yang
baku dan banyak di gemari oleh anak-anak. Kemudian terdapat beberapa unsur
seperti unsur gerak. Gerak dalam bentuk penyajian Tari Topeng Klana Udeng yang
berkembang, terdapat beberapa gerakan yang diambil dari gerakan dasar Topeng
seperti adeg-adeg, mincid + seblak tangan, ngumis. Adapun gerak yang diambil
dari pencak silat seperti, pukul, dan tangkisan. Walaupun Wangi membakukan
gerakannya sederhana dan nama-nama gerakannya tidak neko-neko tetapi gerakannya
mudah dicerna atau diserap oleh anak didiknya. Kemudian rias dan busana
berdasarkan keseluruhan dari bentuk koreografinya. Pertunjukan tari tersebut
menggunakan bentuk rias cantik, kesan karakter cantik disesuaikan dengan
kebutuhan pada saat pentas yang diperlukan, karena pada saat menarikan Tari
Topeng Klana Udeng memakai topeng atau kedok. Rias yang digunakan merupakan
rias pertunjukan 6
Busana yang digunakan
adalah selendang/samping, baju sontog, sampur, stagen, juna/kerodong, kace,
boro/angkin/badong(ketimang), udeng, kalung ringgit/koin mas, dasi, gelang
tangan, gelang kaki. Hal ini dapat terlihat dari penggunaan warna, aksesoris,
dan busana yang dipakai. Akhir dari tulisan ini penulis ingin menyampaikan
beberapa saran pada berbagai pihak sebagai berikut: pelaku seni, Dapat
memberikan motivasi untuk meningkatkan dan mengembangkan tari Topeng Klana
Udeng yang berkembang di sanggar Mulya Bhakti yang berada di Desa Tambi-
Indramayu. Dalam tari Topeng Klana Udeng ini perlu penjelasan lebih rinci atau
detail masalah arti dan makna darisetiap gerakan dalam tarian ini. Untuk lebih
mendalami dan menjiwai sebuah karakter dari tari Topeng Klana Udeng dan
instansi terkait Dalam hal ini adalah pemerintahan daerah yang diharapkan mampu
meningkatkan kebudayaan dan kesenian yang ada di Indramayu. Masyarakat juga
agar mendukung dalam pengembangan, pelestarian kebudayaan dan kesenian, untuk
bisa mensejahterakan kehidupan bermasyarakat. Daftar Pustaka Caturwati, Endang.
(2009). Tari Tatar Sunda. Sunan Ambu STSI Bandung. Masunah, Juju. (2000).
Sawitri: Penari Topeng Losari. Yogyakarta: Tarawang Suanda, A.T. (2009). Tari
Topeng Cirebon. Sunan Ambu STSI Bandung. Soedarsono. (1981). Tari-tarian
Indonesia I.Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RIWAYAT HIDUP Nama
: Arsyanah Sugiarto Tempat Tanggal Lahir : Indramayu, 07 September 1990 Jenis
Kelamin Agama Nama Ayah Nama Ibu : Perempuan : Islam : Iis Sugiarto : Hj. Sa
anah 7
Saya tertarik dengan karakter Kelana yang berwajah merah dan
terkesan menyeramkan. Dari Mamih pula saya mengetahui jika Kelana pada daerah
Indramayu ada 2, yang menjadi ciri khasnya. Banyak cerita yang saya dapat yang
mengarahkan saya untuk mengetahui tentang pembuatan topeng ini. Mamih kemudian
menyarankan saya untuk menemui salah satu pembuat topeng, sekaligus dalang Wayang
Golek. Pak Warsad namanya.
Kami pun diantar untuk menemui Pak Warsad. Beliau dan
anaknya banyak memberikan cerita Panji dan membaritahukan tentang perbedaan
dari topeng Kelana Udeng dan Kelana Gandrung.
Cerita panji lazim pada masyarakat Jawa. Pada Masyarakat
Cirebon, Panji diceritakan dalam bentuk tari topeng. Berbagai macam topeng
memiliki cerita masing-masing. Dahulu, karakter topeng berjumlah sepuluh, yang
terdiri dari Panji, Pemindo, Samba, Rumyang, Tumenggung, Pati, Kelana Muda,
Kelana Godek, Kelana Udeng, dan Jingga Nanom.
Pada zaman modern, Tarian Topeng dipatenkan menjadi 5 jenis
yang terdiri dari Panji, Samba, Rumyang, Tumenggung, dan Kelana (Gandrung).
Untuk daerah Indramayu, selain Kelana (Gandrung) ditambah satu karakter topeng
Kelana Udeng yang tidak ada pada daerah lain.
Kelana udeng adalah salah satu karakter dalam cerita topeng
yang diceritakan juga di golek cepak dari Sunda. Bercerita tentang seorang Raja
Blambangan yang hendak melamar Dewi Sekar Taji. Disaat bersamaan Panji juga
hendak melamar Sekar Taji. Keduanya harus terlibat dalam pertarungan untuk
mendapatkan Dewi Sekar Taji. Kelana udeng bercerita tentang Raja Blambangan
saat kasmaran yang kalah bertarung dengan Panji. Ciri khas dari Kelana Udeng
adalah karakter Kelana yang memiliki “bewok”
0 komentar